Oleh: Angga Oge
Saat ini semakin menggurita pembahasan tentang Sistem Pemilu tahun 2024. Sehingga banyak merasa seperti cacing kepanasan. Bahkan melakuan manuver manuver politik kampungan yang seakan-akan merekalah yang peduli pada kesinambungan Demokrasi di Negeri Ini. Sementara realitanya mereka sendiri juga hanya memikirkan diri dan kelompoknya semata.
Apalagi putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia tinggal hitungan hari tentang apakah Sistem Proporsional terbuka atau Proporsional Tertup.
Dengan dimulainya pemilu demokrasi di tahun 2024 tersebut merupakan sejarah bangsa Indonesia untuk sekian kalinya Pemilihan Umum serentak untuk menentukan kemana arah bangsa ini.
Walaupun peraturan pemilihan tentang terbuka atau tertutup belum ada kepastiannya dari KPU dan atau di terimanya gugatan yang di lakukan oleh kalangan elit politik di Mahkamah Konstitusi.
Namun peraturan pemilihan tertutup atau terbuka menjadi perdebatan pro kontra di kalangan masyarakat seperti penyampaian salah satu wakil ketua pengurus KNPI sumut Jahidin Hidayat Daulay mengatakan kepada Berita28.com.
Walaupun mungkin belum di survey.
SAYA BERKESIMPULAN Katanya Pemilu 2024 jika dibuat sistem tertutup maka Partisipasi Pemilih akan sangat berkurang dari pemilu-Pemilu sebelumnya.
Dari kesimpulan yang di sampaikannya beliau lebih memilih sistem pemilihan terbuka karena beliau yakin dengan sitem terbuka antusias masyarakat di Pemilu 2024 masyakat lebih berpartisipasi di bandingkan sistem tertutup.
Namun ada juga di kalangan lain yang berpendapat harusnya pemilihan Umum di tahun 2024 akan datang lebih baik sistem tertutup. Salah satu warga menyapaikan
Jika pemilihan di tahun 2024 menjadi sistem tertutup itu akan mengurangi biaya anggaran negara yang begitu besar. Dan dalam sistem tertutup ini juga akan mengurangi tingginya kecurangan dalam pemilihan.
Namun di sisi lain ada juga yang memberi komentar “Kita sudah pernah kok memakai sistem Terbuka atau Tertup. dan hasilnya nggak beda-beda amat. Karena memang problemnya adalah Mutu Produk,
Sistem itu hanya tentang cara duduk, bukan cara kerja.
“Intinya siapa pun yang nantinya terpililih harus lebih mementingkan kepentingan rakyat bukan peribadi.
Karena memang pemilihan Umum yang akan datang masyarakat harus lebih bijak dalam menentukan pilihan nya jangan harus dengan money politik masyarakat baru mau memilih.
Walaupun nantinya ada calon yang melanggar undang undang demokrasi kita seperti melakukan politik uang masyarakat harus lebih bijak menetukan siapa nanti menjadi wakilnya yang akan duduk di parlement.
Karena di tangan rakyat lah sebagai penentu siapa nanti yang bakalan terpilih membawa perubahan bagi masyarakat. ( Penulis Wartawan Berita28.com)

Komentar