oleh

Mahasiswa Asal Taput Tewas di Bali, Isak Tangis Warnai Kedatangan Jenasah Korban

Tapanuli Utara (Berita28.com) : Jenasah Aldi Sahilatua Nababan (23), mahasiswa yang ditemukan tewas di kamar kos di Jalan By Pass Ngurah Rai, Kecamatan Kuta Selatan, Bali tiba di rumah duka di Desa Sitabotabo, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Rabu (23/11/2023) malam.

Isak tangis keluarga pun pecah saat mobil ambulan yang mengangkut jenasah tiba di rumah duka. Bahkan, pihak keluarga tampak histeris saat peti jenasah korban dibawa ke rumah duka. Mereka tidak henti-hentinya menangis sembari memanggil nama korban.

Bahkan, dalam tangisnya pihak keluarga meminta petuhas kepolsian mengusut kasus kematian korban.
Korban, Aldi Sahilatua Nababan merupakan salahsatu mahasiswa disalahsatu kampus internasional di Bali.

Korban sebelumnya ditemukan tewas menggenaskan dikamar kosnya. Dimana, pihak keluarga batu mengetahui korban meninggal pada Sabtu (18/11/2023) pukul 09.00 setelah dihubungi pihak Polsek Kuta Selatan.

“Saya ditelpon polisi dari Kuta Selatan, bahwa adik saya meninggal dunia di kamar kosnya,” ungkap kakak korban, Monalisa di RS Bhayangkara, Rabu (22/11/2023).

Setelah mendapat informasi itu, kata Monalisa, mereka menghubungi kerabat koran yang ada di Bali untuk memastikan informasi tersebut. Karena, pada saat ditemukan kondisi korban banyak luka, mengeluarkan darah dan memar di tubuhnya.

“Kamarnya bersimbah darah. Alat kelaminnya rusak, semacam ada sobek. Dari situ lah keluar darah. Ada darah di bagian mulut dan hidung juga. Ada memar lengan tangan kanan dan engselnya bergeser. Lantai penuh darah,” ungkapnya.

Atas dasar itu, pihak keluarga melakukan autopsi terhadap korban di RS Bhayangkara Medan. Namun, saat meminta autopsi di Medan, mereka merasa dipersulit.

“Kami merasa dipersulit dengan pernyataan-pernyataan mereka (polisi). Makanya, kami putuskan mayat dikirim dari Bali ke Medan pada Minggu siang. Jenazah baru tiba di Medan, Senin subuh. Sampai di Medan, baru kami minta diautopsi,” ujar Monalisa.

Pihak keluarga sangat mencurigai penyebab kematian korban karena menemukan sejumlah kejanggalan. Mulai dari adanya luka dibeberapa bagian tubuh termasuk kelaminnya yang rusak.

“Dugaannya adik saya dibunuh secara sadis. Semoga keadilan berpihak dengan kita,” ungkap Monalisa.
Monalisa berharap, dengan adanya autopsi di RS Bhayangkara Tk II Medan, penyebab kematian adiknya dapat segera terungkap.

“Tapi kita lihat setelah ada foto yang beredar di rumah sakit, adik saya penuh dengan darah. Adik saya dianiaya secara sadis,” tuturnya.

Diungkapnya, korban kuliah di Bali sudah hampir selesai. Selama ini selalu berkomunikasi dengan keluarga di Taput dan tidak pernah memiliki masalah.

“Semester akhir, Desember (wisuda). Adik saya nggak pernah cerita punya masalah, kami selalu berkomunikasi,” pungkasnya. (iN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *