Garut, Jawa Barat (Berita28.com) – Pesta pernikahan anak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang digelar Jumat (18/7) menjadi sorotan lantaran menelan korban jiwa.
Pernikahan antara anak Dedi Mulyadi yang bernama Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, itu memiliki panggung hiburan rakyat digelar di Lapangan Otto Iskandar Dinata, Garut.
Pesta panggung hiburan digelar setelah salat Jumat. Namun massa disebut telah memenuhi lokasi pesta sejak pagi.
Namun dalam acara tersebut, terjadi insiden desak-desakan hendak masuk pendopo hingga tiga orang meninggal dunia.
Berikut fakta-fakta dalam pernikahan anak Dedi Mulyadi.
1. Berebut makan gratis
Dalam pernikahan anak Dedi Mulyadi diduga imbas berebut makanan. Mereka berdesak-desakan saat masuk pendopo yang menyediakan makanan gratis. Sehingga terjadinya inseden tiga orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami sesak napas.
2. Korban anak-anak sampai polisi
Tiga orang dilaporkan tewas. Acara sekitar pukul 13.00 WIB, warga selepas salat Jumat berdesakan masuk ke pendopo Garut, tiga orang yang tewas adalah Vania Aprilia (8), Dewi Jubaedah (61), dan Bripka Cecep Saeful Bahri (39). Dari hasil pemeriksaan, ketiganya diduga meninggal karena kehabisan oksigen
Salah satu korban tewas adalah seorang anak perempuan berusia 8 tahun. Anak perempuan tersebut diduga meninggal dunia karena terjebak kerumunan massa.
Selain anak perempuan, korban lain diduga adalah seorang lanjut usia dan seorang anggota polisi. Polda Jabar mengkonfirmasi bahwa satu korban tewas adalah anggotanya.
“Polda Jabar membenarkan informasi adanya tiga orang yang meninggal dalam kegiatan resepsi yang ada di Garut,” kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan.
“Jadi anggota kami itu telah gugur atas nama Cecep anggota bhabinkamtibmas Polsek di Polres Garut.”
Hendra mengatakan petugas polisi tersebut sempat membantu mengatur orang-orang yang mengalami pingsan saat berdesakan masuk ke acara tersebut. Namun setelah membantu warga yang berdesakan dan acara berjalan lancar, sang polisi kemudian istirahat duduk.
“Saat itu yang bersangkutan pingsan kemudian meninggal dunia. Dipastikan di lokasi dan dibawa oleh ambulans ke rumah sakit,” katanya.
3. Kurang oksigen
Selain korban tewas, banyak warga harus mendapat perawatan medis karena kekurangan oksigen. Mereka dirawat di RS Garut.
Ada juga lansia karena memang antusias masyarakat untuk datang ke lokasi pernikahan anak Gubernur Jawa Barat dan Wakil Bupati Garut. Dari pagi warga sudah berbondong-bondong dan intensitas warga semakin banyak.
4. Pemkab Garut Tanggung Biaya Korban Kericuhan Pesta Rakyat Pernikahan Anak Dedi Mulyadi
Pemerintah Kabupaten Garut memastikan seluruh biaya pengobatan korban insiden kericuhan dalam acara Pesta Rakyat pernikahan Maula Akbar dan Luthfianisa Putri Karlina akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah.
“Seluruh biaya pengobatan korban kami tanggung. Ini bentuk komitmen dan tanggung jawab Pemkab,” ujar Bupati Garut Abdusy Syakur Amin, Sabtu dini hari (19/7).
Syakur menjelaskan, total korban mencapai 26 orang. Tiga di antaranya meninggal dunia, yakni Vania Aprilia, 8, Dewi Jubaedah, 62, serta Bripka Cecep Saeful Bahri, 39, anggota Polres Garut yang tengah berjaga saat kejadian.
Sebagai bentuk empati, Pemkab juga akan memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal dunia.
5. KDM ambil alih seluruh beban keluarga korban tragedi Pesta Rakyat di Garut Beri santunan Rp 250 Juta
“Yang dirawat tadi sudah saya bantu secara langsung, masing-masing Rp10 juta karena mereka tidak bisa bekerja. Biaya rumah sakit saya tanggung penuh,” kata Dedi Mulyadi pada saat ditemui di RSUD dr. Slamet, Jumat (19/7/2025).
Ia menyalurkan santunan dengan total nilai Rp250 juta untuk masing-masing keluarga. Jumlah itu berasal dari kontribusi dua pihak, yaitu Rp100 juta dari pasangan pengantin dan Rp150 juta dari dirinya sendiri. Sementara untuk yang dirawat mendapatkan santunan Rp. 10 Juta.
Menurutnya, ia siap untuk menanggung seluruh kebutuhan hidup hingga pendidikan mereka, bahkan bila ada yang bercita-cita menjadi taruna di Akademi Kepolisian, ia akan memfasilitasi penuh.
6. Dedi Mulyadi sudah melarang adanya agenda makan gratis yang berpotensi menimbulkan kerumunan dalam jumlah besar
“Sebelum kejadian saya kedatangan dari EO, kemudian waktu itu saya mewanti-wanti tidak boleh ada kegiatan yang melibatkan orang banyak yang makan-makan,” ucap Dedi Mulyadi, Jumat (18/7).
Meskipun sudah meralang sejak jauh-jauh hari, Dedi Mulyadi merasa tetap perlu bertanggung jawab sebagai orang tua dari mempelai pria.(tim)

Komentar